04 September 2009

JSMP: Three Defendants In The Watu-lari Case Sentenced To Imprisonment, Two Defendants Acquitted


THREE DEFENDANTS IN THE WATU-LARI CASE SENTENCED TO IMPRISONMENT, TWO DEFENDANTS ACQUITTED.

June 2009


The Uato-Lari case is one of a group of cases that shook Timor-Leste after the parliamentary elections 2007. The case concerns the involvement of five defendants in rioting and property damage in the district of Viqueque.

Each of the five defendants in the Uato-Lari case were charged with:
(a) committing violence against persons and property (section 170 of the Indonesian Penal Code); and
(b) conspiracy to commit violence against persons and property (section 187 of the Indonesian Penal Code)

Like in other cases, the victims and the community at large have keenly awaited the court’s decision, which was handed down in the Baucau District Court on Monday 8 June. As close friends and family of the defendants were present in court, and PNTL and UNPOL officers were on standby to deal with possible disturbances or undesirable incidents Several observers from international and national NGOs were also present. The observers arrived several hours early in anticipation of the decision being handed down. As this is regarded a serious case, a wide range of people were focused on the trial.

The four page decision was read out by presiding judge Edite Palmira in Tetum to the five defendants who were sitting in a row facing the panel of judges. The decision referred to the facts revealed during the trial, and to the testimony provided by the parties and witnesses.

The court found that within the five defendants some had been involved in rioting in Viqueque that resulted in the burning of hundreds of houses and other significant damage to property. Many people were forced to flee, because they had lost their homes.

The court also found that on 8 August 2007 the defendants were present at the scene of the crime, and incited others to burn houses and damaged the property of others.

However, the court found that it had not been proven beyond a reasonable doubt that all five defendants damaged property and committed arson as outlined in the charges.

The court dismissed all charges relating to article 170 of the Indonesian Penal Code. The court did, however, find three of the defendants guilty of conspiracy to commit violence to persons and property under section 181 of the Indonesian Penal Code. The court sentenced the defendants LP, MG, and D to three years imprisonment. The other two defendants, HC and GD, were acquitted of all charges.

JSMP has monitored this case for some time, and notes that the court’s decision is more lenient that the recommendation of sentence made orally by the public prosecutor during the last hearing of this case on 6 May 2009. The prosecutor asked the court to sentence the defendants GD and D in accordance with the severity of their crime, and recommended a sentence of no less than five years and six months imprisonment. The prosecutor also recommended that the remaining defendants be given more lenient sentences not in excess of 5 years imprisonment.

In addition to the three year sentence, the court also ordered the three convicted defendants to pay court costs of $5. After hearing the decision the defendants left the court room, spoke with their lawyer Dr. Arlindo Sanches, and were advised to return to their respective homes.

JSMP has not yet confirmed if the convicted persons intend to lodge an appeal, or if they will accept the three year sentence. However, JSMP notes that in light of the leniency of sentence handed down, the public prosecutor may be likely to lodge an appeal against the court’s decision.

For more information please contact:
Luis de Oliveira Sampaio
Executive Director of JSMP
Email: luis@jsmp.minihub.org
Landline: 3323883



TIGA ORANG TERDAKWA KASUS WATU-LARI DIVONIS PENJARA DAN DUA TERDAKWA LAINNYA BEBAS DARI TUNTUTAN HUKUMAN.


Kasus Uato-Lari adalah salah satu dari kasus-kasus lain yang mengempar Timor Leste yang terjadi pada paska pemilihan umum.

Kasus ini berhubungan dengan lima orang yang didakwa membuat kekacauan, merusak hak milik orang di distrik Viqueque.

Lima orang terdakwa tersebut dalam kasus Uato-Lari dituntut dengan tindak kekerasan:
(a) Melakukan kekerasan terhadap orang atau barang (pasal 170 KUHP), dan
(b) Dengan sengaja melakukan kekerasan terhadap orang atau barang (pasal 187 KUHP)

Sebagaimana kasus lainnya masyarakat pada umumnya dan terutama para korban yang mengalami kerugian langsung dari peristiwa ini menunggu untuk mengetahui hasil putusan pengadilan. Sehubungan dengan itu, pada hari Senin, 8 Juni 2009 Pengadilan Distrik Baucau telah membacakan putusan persidangan mengenai kasus tersebut. Nampak hadir di pengadilan kerabat keluarga dan teman dekat para terdakwa membuat aparat kepolisian baik PNTL maupun UNPOL berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan terjadinya keributan atau hal-hal lain yang tidak diharapkan.

Selain kerabat dekat dan keluarga para terdakwa, terdapat juga para pemantau dari beberapa LSM internasional maupun nasional. Para pemantau tersebut datang beberapa jam lebih awal sebelum acara pembacaan putusan pengadilan dibacakan. Mengingat kasus tersebut termasuk dalam kategori kasus serius sehingga mendapatkan perhatian dari banyak kalangan.

Putusan kurang lebih 4 halam tersebut dibacakan oleh Hakim Ketua Edite Palmira, SH dalam bahasa Tetum kepada kelima terdakwa yang duduk berderetan di depan hakim. Bunyi isi putusan itu mengutip dan meliputi baik fakta-fakta yang terungkap dalam proses persidangan termasuk keterangan dari para pihak dan para saksi .

Fakta-fakta yang dimaksud antara lain bahwa dari kelima terdakwa tersebut ada yang terlibat dalam kerusuhan Viqueque yang mengakibatkan ratusan rumah terbakar habis dan terjadi kerugian material lain yang cukup signifikan. Masyarakat juga terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal mereka.

Dalam isi putusan tersebut, pengadilan juga menyebutkan bahwa, para terdakwa pada tanggal 8 Agustus 2007 berkeliling disekitar tempat kejadian dan menghasut orang-orang untuk melakukan pembakaran rumah dan merusak barang-barang milik orang lain.Namun demikian, pada akhirnya pengadilan tidak dapat membuktikan dan meyakini bahwa kelima terdakwa tersebut semua terbukti melakukan pengrusakan dan pembakaran sebagaimana di tuduhkan.

Pengadilan hanya menemukan dan memastikan tiga terdakwa yang terbukti sebagai pelaku utama (aktor materiil) dalam kasus ini. Dengan demikian, pengadilan memutuskan untuk menghukum para terdakwa berinisial, LP, MG, dan D dengan masa kurungan masing-masing 3 tahun penjara. Sedangkan bagi terdakwa berinisial HC dan GD memutuskan untuk membebaskan para terdakwa dari segala tuntutan pertanggungjawaban hukum atas kasus tersebut.

Semua terdakwa pada awalnya didakwa oleh Jaksa penuntut umum dengan dua pasal
yaitu pasal 170 KUHP dan pasal 187 KUHP. Namun setelah proses persidangan berakhir para hakim kolektif mengambil kesimpulan bahwa pasal 170 ditiadakan dari tuntutan karena perbuatan para terdakwa tidak memenuhi unsur-unsur pidana sebagaimana diatur dalam pasal tersebut. Oleh karena itu, pengadilan hanya menggunakan satu pasal saja yaitu Pasal 187 KUHP terhadap perbuatan ketiga terpidana.

Menurut hasil pemantaun JSMP terhadap kasus ini bahwa putusan pengadilan tersebut lebih ringan dari tuntutan lisan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada sidang terakhir tanggal 6 Mei 2009. Pada sidang terakhir tersebut, JPU dalam tuntutannya menuntut dan memohon kepada pengadilan agar terdakwa GD dan D dijatuhi hukuman yang setimpal yaitu agar masa hukumannya tidak boleh kurang dari 5 tahun 6 bulan penjara. Sementara untuk para terdakwa lainnya agar dihukum lebih ringan yaitu tidak boleh lebih dari 5 tahun penjara.

Selain hukuman tiga tahun penjara atas ketiga terdakwa yang disebutkan di atas, pengadilan juga menuntut agar mereka membayar biaya perkara sebesar US $ 5 kepada pengadilan. Setelah pembacaan putusan berakhir, para terdakwa keluar dari ruang sidang dan menemui pengacaranya Dr. Arlindo Sanches dan mereka disarankan pulang kerumahnya masing-masing.

JSMP belum memastikan apakah para terpidana akan melakukan upaya hukum ke pengadilan tinggi atau menerima hukuman tiga tahun penjara dan menjalaninya. Di sisi lain menurut JSMP pihak Jaksa Penuntut Umum tidak begitu puas dengan putusan tersebut. Jika demikian maka, menurut JSMP, JPU juga berpeluang untuk mengajukan upaya hukum atas putusan pengadilan tersebut.

Untuk informasi lebih jelas silahkan hubungi:

Luis de Oliveira Sampaio
Direktur Eksekutif JSMP
Alamat e-mail: luis@jsmp.minihub.orgLandline:3323883


ARGUIDU NA’IN TOLU HUSI KAZU WATU-LARI HETAN KASTIGU PENA PRIZAUN NO NA’IN RUA HETAN ABSOLVISAUN
Junu 2009

Kazu Uato-Lari ne’e hanesan kazu sira seluk ne’ebe akontese após eleisaun geral.
Kazu ne’e relasionadu ho arguidu na’in lima ne’ebe hetan akuzasaun halo disturbiu, estragus ema seluk ninia sasan iha distritu Viqueque:
Arguidu na’in lima iha kazu Uato-Lari ne’e akuza ho artigu:
(a) Halo violensia kontra ema no prosperiedades ema seluk nian (artigu 170 Kodigu Penal Indonesia), no
(b) Ho hakarak rasik halo aksaun violensia hasoru ema ou prosperiedades ema seluk nian (artigu 187 Kodigu Penal Indonesia)

Hanesan kazu sira seluk ne’ebe povu hein no liu-liu vitima sira ne’ebe kona impaktu direta husi akontesimentu ne’e espera atu hatene kle’an desizaun final husi tribunal. Relasionadu ho ne’e iha segunda feira dia 08-Juñu-09 Tribunal Distrital Baucau le’e tiha ona desizaun final ka leitura da sentensa iha sala julgamentu ba kazu refere. Ema barak marka prezensa iha tribunal refere. familia husi arguido no kolega sira, halo autoridade polisia PNTL nomos UNPOL toma atensaun hodi antisipa posibilidade karik sei iha aksaun violentu ou sel-seluk atu akontese (huru hara).

Alem de familia no kolega sira husi arguidu inklui mos observadores husi ONG internasional no nasional. Observadores sira marka prezensa iha tribunal antes desizaun ka leitura da sentensa hahu le’e. Hanoin katak kazu ne’e tama iha katergoria kazu ne’ebe seriu nune’e hetan atensaun maka’as husi entidades sira.

Leitura da Sentensa hamutuk pagina mais ou minus too folhas 4 ne’e le’e husi Juiz Presidente Dra. Edite Palmira iha lian tetum ba arguido nain lima nebe maka tur tui-tuir malu iha Juiz nia oin. kontiudu husi sentenca ne’e haktuir sirkumstansia faktus no buat balun nebe maka provados nomos ne’ebe mak la provados nebe hetan husi rezultadu prosesu julgamentu durante rona deklarasaun no depoimentus husi partes sita hotu.

Faktus nebe maka temi regula katak arguido nain lima refere balun maka involve iha (kerusuhan) Viqueque ne’ebe causa uma atus resin ahi han hotu no too akontese material barak rahun signifikante tebes. Causa husi aksaun ne’e vitima sira tenke sai hanesan refugiadus tanba lakon uma atu hela.

Kontiudo husi leitura da sentensa refere mos haktuir katak, arguidu sira iha dia 8 de Agustu 2007 la’o hale’u fatin-fatin iha área ne’eba no halo agitasaun ba ema sira atu aksaun sunu uma sira noa halo disturbiu ba ema seluk nia sasán.

Maibe ikus mai tribunal la hetan provadus katak arguidu na’in lima ne’e hotu maka provadu duni halo aksaun disturbiu no sunu hanesan iha alegasaun final. Tribunal somente hetan deit iha serteza katak arguidu na’in tolu provadu duni nu’udar atór materiil ba kazu ne’e. Hodi nune’e tribunal deside atu fo sentensa ho pena ba arguidu ho inisial LP, MG no D ho pena prizaun kada ida-idak tinan tolu, nune’e arguidu sira seluk hanesan HC no GD tribunal deside atu fo absolvisaun husi alegasaun no responsabilidade legal ba kazu ne’e.

Arguidos hotu iha inisiu Ministeriu Publiku akuza ho artigos rua maka art.170 KUHP no art.187 KUHP. Maibe depois de prosesu nee too iha fim Juiz koletivo foti konkluzaun katak art.170 elimina tiha husi akuzasaun tanba lala’ok krime ne’e la priense kriteriu husi art. ida ne’e. Tanba ne’e, tribunal somente uza deit art. 187 hodi kondena hahalok husi arguidu na’in tolu refere.

Tuir observasaun JSMP ba kazu ida ne’e katak sentensa husi tribunal refere kma’an liu duke akuzasaun ne’ebe mak Ministeriu Publiku akuza liu husi alegasaun oral iha audensia ikus liu iha dia 6 Maiu 2009 liu ba. Iha audensia ikus nian liu ba ne’e Ministeriu Publiku iha nia alegasaun alega no husu ba tribunal atu arguido GD no D fo pena ne’ebe balansu ho sira nia hahalok katak, pena kastigu ba sira labele menus husi tinan 5 fulan 6 kadeia. Nune’e arguidu sira seluk husu ba tribunal atu kondena sira ho pena ne’ebe kma’an labele a’as liu husi tinan 5 kadeia.

Alen de pena tinan tolu kadeia ba arguidu nebe maka temi iha leten, tribunal mos husu (menuntut) atu arguidu sira mos selu taxa da Justica ka kusta judisiais ho valor osan $ 5 ba tribunal. Depois de leitura da sentenca, arguidu sira sai husi sala Julgamentu hodi hasoru sira nia advogadu Dr. Arlindo Sanches maibe advogado fo hanoin ba sira, nune’e sira idak-idak fila ba sira nia uma.

JSMP Seidauk konfirma loloos katak arguidu sira atu halo rekursu ba tribunal rekursu ou simu deit ona no satisfas ho laran luak ba pena tinan 3 ne’e no hala’o deit iha kadeia. Iha parte seluk JSMP observa mos katak parte Ministeriu Publiku ladu’un satisfas ba desizaun tribunal ne’e. Sekarik nune’e Ministeriu Publiku mos sei halo rekursu ba desizaun tribunal ne’e.
Atu hetan informasaun kle’an favor kontaktu:
Luis de Oliveira Sampaio
Direitor Ezekutivu JSMP
Diresaun e-mail: luis@jsmp.minihub.org
Landline:3323883
-----
Image added by ETLJB: Graffiti in Dili.

No comments: